Keamanan mal sangat penting baik bagi pemilik mal maupun toko-toko individu. Untuk menjaga keamanan mal dengan baik, sejumlah praktik terbaik harus di-ikuti. Artikel ini akan membahasnya lebih detail.

Mal adalah tempat nongkrong yang populer, terutama saat pulang sekolah dan akhir pekan, dan tentunya harus selalu diamankan. Hal ini penting terutama di saat tindak kejahatan dan pelanggaran tertentu terjadi di mal dari waktu ke waktu. Menurut FBI, terdapat 1133 kejahatan kekerasan yang terjadi di mal-mal belanja di Amerika Serikat pada tahun 2020. Pada bulan Juli 2022, seseorang membuka tembakan di sebuah mal di daerah Indianapolis, menyebabkan setidaknya empat orang tewas dan dua orang terluka.

Keamanan yang Dibutuhkan

Keamanan sangatlah penting untuk melindungi staf, pedagang, dan para pengunjung, sama seperti memberikan pengalaman pelanggan yang baik. "Mal adalah pusat komersial dan hiburan yang ramai, dengan beberapa ‘menarik kerumunan besar pelanggan’ setiap hari. Lonjakan dalam tindakan kejahatan ritel terorganisir dan perampokan yang menargetkan pedagang di mal telah meningkatkan kebutuhan untuk memahami dinamika khusus dalam mengamankan pedagang di mal," kata Sean Foley, SVP Customer Success di Interface Systems.

Praktik Terbaik

Dengan demikian, berikut adalah beberapa praktik terbaik untuk mengoptimalkan keamanan mal dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.

1. Pembagian Informasi

Sangatlah penting untuk berbagi informasi terkait keamanan antara pemilik/operator mal dan pedagang individual. Biasanya, dalam hal keamanan, operator mal bertanggung jawab atas area parkir dan area umum lainnya, sementara keamanan setiap toko individual menjadi tanggung jawab penyewanya. Akibatnya, mereka menggunakan sistem keamanan yang berbeda-beda yang bekerja terpisah. Hal ini kemudian memerlukan mekanisme pembagian informasi yang baik.

"Dengan mengkoordinasikan upaya dan mekanisme pembagian-informasi antara penyewa mal dan pemilik properti, langkah-langkah keamanan dapat diperkuat, dan waktu tanggapan dapat ditingkatkan dalam situasi-situasi kritis," ujar Foley. "Salah satu contoh efektif adalah praktik yang diikuti oleh Jewelers Security Alliance secara nasional, di mana sistem pemberitahuan mengenai pelaku kejahatan disebarluaskan di antara para penjual perhiasan. Mengimplementasikan mekanisme pembagian yang serupa di dalam mal akan memungkinkan pedagang untuk mengetahui pelaku yang sudah dikenal dan meningkatkan langkah-langkah keamanan secara menyeluruh."

2. Platform Terpadu

Sebuah platform terpadu dapat membuat keamanan mal menjadi lebih efektif dengan menghubungkan berbagai sistem keamanan yang digunakan. Menurut Maïté Herrero, Spesialis Pemasaran Industri di Genetec, hal ini mencakup:
• Manajemen video untuk memverifikasi alarm/menyajikan konteks insiden dan penyusupan serta mendukung upaya pencegahan kerugian;
• Akses Kontrol untuk mengelola akses ke area terbatas seperti pintu akses bangunan, ruang pemeliharaan, dan pintu keluar darurat;
• Pengenalan Plat Nomor Otomatis (ALPR - Automatic License Plate Recognition) untuk mengidentifikasi tempat parkir kosong, dapat membantu pengunjung menemukan mobil mereka yang "Hilang / Terlupakan" ketika mereka lupa di mana mereka parkir, memverifikasi detail plat nomor truk pengiriman, dan memberikan pemberitahuan tentang pelanggar berulang;
• Sistem interkom dan pengeras suara publik untuk menyiarkan pesan-pesan keamanan penting kepada pengunjung mal;
• Analitik video seperti penghitungan orang untuk memastikan kepatuhan dengan peraturan kebakaran dan kapasitas gedung.

Menyatukan semua ini dapat membuat pekerjaan operator mal menjadi lebih mudah. "Lebih banyak mal yang mengimplementasikan sistem modern dan terpadu. Sebuah Platform terpadu membantu operator lebih baik dalam mengidentifikasi situasi, memberikan konteks pada insiden, dan merespons lebih cepat. Tim keamanan dapat melihat semua aktivitas mal dari lokasi pemantauan yang terpusat. Karena semua input divisualisasikan pada satu dasbor tunggal, tim dapat memverifikasi alarm dan merespons panggilan tanpa harus beralih ke sistem-sistem yang berbeda," ujar Herrero.

3. Sistem yang Fleksibel dan dapat diperluas

Memilih sistem yang fleksibel, dapat diperluas, dengan sistem arsitektur terbuka dapat memungkinkan user di mal untuk menggunakan perangkat keras yang sudah ada dan menambahkan lebih banyak lagi sistem seiring berjalannya waktu ketika mereka ekspansi ke lokasi lain.

"Sebagai contoh, sebuah mal besar di London mengimplementasikan sebuah sistem yang terpadu dan dapat diperluas. Mereka mengakui manfaat interface dan pengalaman pengguna yang sama bagi staf keamanan mereka - menghasilkan efisiensi dalam pelatihan dan keselarasan dalam menanggapi insiden. Demikian pula, karena mereka mengimplementasikan sistem berarsitektur terbuka, mereka dapat memulai dengan lokasi-lokasi tertentu dan menambahkan properti lain seiring berjalannya waktu. Ketika properti-properti bertambah atau kebutuhan teknologi berubah, mereka dapat mengimplementasikan perangkat atau alat baru untuk memenuhi tujuan yang berkembang," ujar Herrero.

4. Memanfaatkan kekuatan analitika

Ketika solusi pengawasan video dapat bermanfaat bagi mal, nilai mereka dapat lebih meningkat saat digabungkan dengan analitik. "Sebagai contoh, sebuah bisnis bisa dengan mudah kehilangan uang pada titik penjualan (POS – Point Of Sales) jika tidak menggunakan pelaporan pengecualian POS yang terintegrasi dengan video. Dengan menggabungkan data dari pelaporan pengecualian POS dengan video, bisnis memperoleh wawasan yang dapat diambil tindakan setiap kali seorang karyawan membatalkan transaksi, mengeluarkan 'tidak ada penjualan,' atau memproses pengembalian untuk 'teman.' Setiap kali ada transaksi dan tidak ada pelanggan, usaha ritel dapat dengan mudah menentukan transaksi yang tepat dengan mengintegrasikan video secara ketat dengan transaksi penjualan," ujar Foley.

sumber: asmag.com