a a a a a
LogoPage <b><p style="color:#003366;"> ‘Fail Safe’ atau ‘Fail Secure’ : Mengapa Anda Harus Mengetahui Perbedaannya? </p> </b> ~blog/2024/12/2/news nov  copy 65
Page <b><p style="color:#003366;"> ‘Fail Safe’ atau ‘Fail Secure’ : Mengapa Anda Harus Mengetahui Perbedaannya? </p> </b> ~blog/2024/12/2/news nov  copy 65

‘Fail Safe’ atau ‘Fail Secure’ : Mengapa Anda Harus Mengetahui Perbedaannya?

‘‘Fail Safe’’ dan ‘‘Fail Secure’’ adalah istilah umum dalam akses kontrol yang penting untuk dipahami guna menjaga keselamatan orang dan keamanan aset. Artikel ini akan membahas perbedaan utama antara keduanya dan bagaimana memilih skema/mekanisme yang tepat.

Apa yang membedakan ‘Fail Safe’ dan ‘Fail Secure’?


‘Fail Safe’ dan ‘Fail Secure’ ini merujuk pada jenis akses kontrol yang diterapkan saat terjadi pemadaman listrik.

Pada skema ‘Fail Safe’, pintu akan terbuka saat listrik mati. "‘Fail Safe’, atau ‘Fail Open’, memerlukan aliran listrik untuk menjaga pintu tetap tertutup. Maglock (Magnetic Lock) adalah contoh yang masuk dalam jenis ini. Jika terjadi pemadaman listrik, semua pintu akan terbuka. Skema ini lebih ’aman’ (Safe) dalam situasi kebakaran," kata Bob Mesnik, Presiden Kintronics.

Sementara itu, skema ‘Fail Secure’ sebaliknya menjaga keamanan selama pemadaman listrik. Pada mode ‘Fail Secure’, pintu tetap terkunci saat daya hilang. "‘Fail Secure’ juga dikenal dengan istilah ‘Fail-Locked’ atau non-’Fail Safe’. Dalam skema ini, aliran listrik pada kunci akan membuatnya terbuka. Jika aliran listrik hilang, perangkat lock tetap tertutup. Jika pintu memiliki door-strike dengan skema fail-secure dan terjadi pemadaman listrik, orang masih dapat keluar dengan memutar gagang pintu dari dalam, tetapi orang tidak dapat masuk. Tetapi, Maglock membutuhkan baterai cadangan agar dapat digunakan dalam mode fail-secure," kata Mesnik.

Kunci elektromagnetik (EM Locks) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an untuk mencapai perangkat pengunci listrik ‘Fail-Safe’ yang sejati. Penguncian EM menggunakan gaya magnetik sehingga tidak memerlukan baut pengunci mekanis untuk menutup pintu.
‘Fail Safe’ dan ‘Fail Secure’ keduanya memperbolehkan ‘Egress’

‘Egress’ berarti keluar. Pada Bab 10 dari Kode Bangunan Internasional (Chapter 10 of the International Building Code) membahas persyaratan pintu yang dioperasikan dengan aliran listrik sebagai jalan keluar. ‘Fail Safe’ atau ‘Fail Secure’ merujuk pada status sisi luar (sisi kunci) pintu.

"Pintu yang dilengkapi dengan lock ‘Fail-Secure’ juga dapat dipasang dengan perangkat keluar yang memudahkan keluar saat terjadi kebakaran. Sebagai contoh, pintu bisa dilengkapi dengan tombol REX (Request-to-Exit / Tombol Keluar), detektor gerakan, crash bar, atau kontrol daya dari kotak alarm kebakaran yang memastikan pintu dapat dibuka dengan mudah saat keadaan darurat," kata Mesnik.

Karena lock elektromagnetik memerlukan pasokan listrik yang konstan untuk tetap terkunci, secara alami mereka adalah ‘Fail Safe’. Ketika Listrik mati, lock elektromagnetik akan terbuka. Karena kunci EM tidak menyediakan egress bebas seperti perangkat keras listrik lainnya, perangkat pelepas harus dipasang untuk memungkinkan egress.

Mana yang Lebih Mahal atau Lebih Sulit Dipasang?


Pada penggunaan strike, biasanya tidak ada perbedaan dalam biaya atau instalasi. Lock door-strike elektrik adalah elektromekanis, di mana strike pada lock dikendalikan secara elektronik untuk memicu plat strike dan membuka baut atau kait pengunci. Sistem lock door-strike elektrik bisa berupa ‘Fail Safe’ atau ‘Fail Secure’, sehingga memungkinkan penggunaan yang lebih luas.

"Kebanyakan strike memiliki dua mode yang dipilih berdasarkan wiring. Mag-lock membutuhkan baterai tambahan untuk memberikan daya selama pemadaman listrik, sehingga lebih mahal dan lebih rumit untuk dipasang," kata Mesnik.

Konsumsi listrik juga menjadi faktor. Misalnya, ‘Fail Safe’ membutuhkan daya konstan untuk menjaga pintu tetap tertutup, yang mungkin lebih mahal.

Bagaimana Mengetahui Apakah Saya Harus Menggunakan Kunci ‘Fail Safe’ atau ‘Fail Secure’?


Pintu ‘Fail Safe’ akan terbuka saat terjadi pemadaman listrik. Ini memastikan bahwa petugas pemadam kebakaran dapat masuk ke gedung dengan cepat dan bebas. Oleh karena itu, ‘Fail Safe’ biasanya digunakan di lobi dan tangga.

Pintu ‘Fail Secure’ akan tetap terkunci saat terjadi pemadaman listrik. Ini dapat diterapkan pada area tertentu di gedung di mana akses harus tetap dibatasi bahkan saat pemadaman listrik. "Ada alasan untuk menggunakan ‘Fail Secure’ pada pintu internal. Misalnya, Anda mungkin ingin menjaga ruangan komputer tetap aman selama pemadaman listrik," kata Mesnik.

Lock ‘Fail Secure’ juga digunakan untuk pintu tahan api dan pintu tangga. Alasan penggunaannya adalah agar dalam kasus kebakaran, pintu-pintu ini dirancang untuk menutup bagian gedung tersebut, memperlambat penyebaran api, dan karenanya harus tetap tertutup.

Terkadang, kedua skema ini diperlukan dalam satu gedung. Berdasarkan posting blog dari Automated Systems Design, berikut adalah beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk memutuskan apakah harus menggunakan ‘Fail Safe’ atau ‘Fail Secure’:

• Apakah pintu yang terkunci akan membahayakan nyawa orang selama pemadaman daya? Jika ya, gunakan fail-safe.
• Apakah pintu yang terbuka akan membahayakan barang berharga atau informasi sensitif? Jika ya, gunakan fail-secure

Sumber: Asmag