Covid-19 memaksa perusahaan teknologi di dunia untuk berfokus pada penyediaan solusi ‘touchless’ atau tanpa sentuh. Dalam industri keamanan, ini mengartikan bahwa produk-produk seperti sistem akses kontrol pengenalan wajah, kredensial seluler, dan lain-lain. Tetapi hal ini hanya bagian kecil dari sebuah bangunan.
Bagaimana anda membuat sebuah seluruh bangunan ‘touchless’? atau setidaknya se-‘touchless’ mungkin? Artikel ini mendalami perbedaan teknologi yang ada yang dapat membantu pelanggan meraih sebuah pengalaman tanpa sentuh.
♦ Meningkatnya kesadaran akan sentuhan
Teknologi untuk membuat pengalaman gedung dengan tanpa gesekan atau sentuhan sudah ada belakangan ini. Tetapi minat di hal ini, serta kemampuan untuk menerapkannya, telah meningkat secara dramatis selama setahun terakhir.
Menurut Sheeladitya Karmakar, 3 faktor memicu meningkatnya minat tentang hal ini: sebuah peningkatan kesadaran pada resiko yang tak terlihat, meningkatnya ekspektasi dari penghuni bangunan terhadap ‘wireless’ (tanpa kabel) dan pengalaman serba otomatis, dan meningkatnya akses seseorang pada smartphone.
“Karena pandemic Covid-19, orang menjadi lebih memperhatikan keadaan sekitar dan bagaimana cara mereka berinteraksi dengannya” Karmakar menekankan. “Orang-orang menjadi lebih sadar akan banyaknya permukaan yang biasanya mereka sentuh untuk masuk dan keluar dari sebuah gedung. Hanya untuk masuk ke dalam ruang kerja, misalnya, kami berkontak dengan tempat parkir mobil, pintu dan lift.”
Karena pembatasan kontak yang terus menerus menjadi penting bagi penghuni gedung atau minat terhadap pengalaman otomatis yang ‘customized’ (khusus) terus meningkat, pemilik dan manajer gedung perlu melihat cara membuat lebih banyak solusi tanpa sentuhan yang dapat meningkatkan pengalaman penghuni tanpa mempengaruhi keamanan dan operasi gedung.
♦ Dimulai dari tempat masuk dan keluar
Mari kita pertimbangkan sebuah solusi yang paling jelas. Sebuah bangunan yang ‘touchless’ adalah satu yang tidak memerlukan karyawan, pengunjung, atau orang lain yang masuk ke pekarangan untuk terlibat dengan tindakan keamanan fisik apa pun dari akses kontrol.
“Ini termasuk tidak menggunakan kartu kunci atau Personal Identification Number (PIN) – apa-pun yang mengharuskan seseorang menyentuh permukaan,” jelas Casey Rawlins, Konsultan Solusi Teknis di Security and Safety Things. “Apa yang dapat menggantikan bentuk kontrol akses yang tradisional adalah kamera pintar yang dilengkapi dengan pengenalan wajah untuk pintu masuk karyawan atau pengunjung ke sebuah tempat kerja – memberikan akses masuk yang mulus dan tanpa sentuhan ke dalam gedung.”
Ditambah lagi, membahas fitur ini dari bagian luar gedung, Bangunan non-kontak dapat menggunakan License Plate Recognition (LPR) di tempat parkir untuk membuat tempat parkir otomatis dan menawarkan sebuah penghalang (Barrier) dan pengalaman ‘touch-free’. Teknologi pengamatan komputer adalah salah satu solusi yang membantu mempercepat digitalisasi tempat parkir, termasuk penghapusan sistem tiket kertas, penghalang parkir, dan elemen fisik parkir komersial lainnya. Solusi ini tidak diragukan lagi akan meningkatkan permintaan karena dapat mempromosikan bangunan yang lebih sehat dan pengalaman yang lebih optimal bagi pengunjung dan staf.
“Setelah memulai dengan tempat masuk dan keluar, designer bangunan dan operator dapat mencari berbagai cara untuk meng-otomatisasikan lokasi kontak yang berpotensial lain di sebuah bangunan, seperti penggunaan kamera pintar,” tambah Rawlins. “Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk menilai kebutuhan berpotensi untuk peningkatan praktik kebersihan, seperti menentukan seberapa sering ruang kerja dan area lain dibersihkan dan disanitasi.”
♦ Dari akses tanpa sentuh ke bangunan tanpa sentuh
Membuka sebuah pintu, mengakses elevator, menyalakan keran kamar mandi, dan bahkan mengeluarkan cairan sanitasi dapat dengan mudah dilakukan tanpa menggunakan kontak fisik.
Tetapi tuntuk meraih sebuah bangunan non-kontak yang menyeluruh juga berarti sebuah penggunaan teknologi yang luas dan lebih dalam, yang memungkinkan hub pintar, aplikasi untuk mengontrol tirai bermotor, suhu lingkungan, kontrol pencahayaan, layanan makanan, dan bahkan mungkin pengaturan pada proyektor ruang konferensi atau layar video untuk rapat dengan tim secara jarak jauh berdasarkan preferensi pengguna yang diketahui atau dipelajari
Robot otonom juga akan menjadi sarana yang efektif untuk meng-otomatisasi pekerjaan yang dapat menjadi bagian dari pengurangan kebutuhan akan sentuhan manusia.
“Sistem manajemen pengunjung ‘self-service’ juga merupakan solusi baik untuk mengurangi kontak dengan pengunjung luar,” kata Jason Ouellette. “Menggunakan kios di lobby dengan kode QR tanpa kontak yang bersifat pre-generated (Sudah dibuat sebelum kedatangan), pengunjung dapat check-in, mencetak lencana sementara, dan memberi tahu tuan rumah akan kedatangan mereka menggunakan sistem manajemen pengunjung.”
Kesimpulan
Solusi ‘touchless’ tidak lagi hanya tentang akses kontrol. Solusi mulai dari hub pintar hingga robot otonom dapat membantu membuat bangunan benar-benar bebas sentuhan.
Tetapi kepraktisan dari tindakan ini tergantung pada penggunaan sebuah fasilitas dan kebutuhan tiap penghuni. Misalnya, membawa pekerja ke area produksi dengan tepat waktu untuk memulai shift produksi menggunakan metode tanpa kontak akan menjadi hal penghemat waktu yang berharga, terutama jika ponsel tidak diperbolehkan di lantai produksi.
Sumber: Majalah Asmag