Memperhatikan Aperture Kamera
Ukuran aperture berfungsi untuk menentukan jumlah cahaya yang dapat melewati lensa dan mencapai sensor gambar, dimana aperture yang lebih besar memungkinkan lebih banyak eksposur, sementara yang lebih kecil akan menjadi lebih sedikit. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah lensa, karena panjang fokus dan ukuran aperture berbanding terbalik. Misalnya, lensa 4mm dapat mencapai apertur f1.2 hingga 1.4, tetapi lensa 50mm hingga 200mm hanya dapat mencapai apertur maksimum f1.8 hingga 2.2. Akibatnya, hal ini mempengaruhi paparan cahaya, dan bila digunakan dengan filter IR, dapat mempengaruhi akurasi warna. Kecepatan rana (shutter speed) juga mempengaruhi jumlah cahaya yang mencapai sensor. Kecepatan rana (shutter speed) untuk kamera keamanan penglihatan malam seharusnya dijaga pada 1/30 atau 1/25 guna pengawasan malam hari. Lebih lambat dari itu akan menyebabkan blur dan membuat gambar tidak dapat digunakan. Lensa dengan mode aperture otomatis dapat secara otomatis menyesuaikan dengan perbedaan cahaya antara siang dan malam.
Rating Minimum Iluminasi Kamera Keamanan
Peringkat pencahayaan minimum sebuah kamera keamanan me-spesifikan ambang batas kondisi pencahayaan terendah untuk merekam video/gambar dari segi kualitas ‘yang dapat dilihat’. Pabrik kamera akan me-spesifikasikan f-stop terendah untuk aperture yang berbeda, dan juga merupakan tingkat iluminasi atau sensitivitas minimum kamera. Suatu masalah potensial dapat muncul jika tingkat iluminasi minimum kamera lebih tinggi daripada spektrum iluminator IR. Dalam hal ini, jarak efektif akan terpengaruh dan gambar yang dihasilkan akan menjadi salah satu pusat terang yang dikelilingi kegelapan.
Saat mengatur lampu dan pemasang iluminator infra merah harus memperhatikan bagaimana lampu IR menutupi area yang memerlukan pengawasan. Cahaya IR dapat memantul kembali dari dinding dan membutakan kamera, atau lampu dapat keluar dan menciptakan polusi cahaya pada gambar/video yang direkam.
Jumlah cahaya yang didapat kamera adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja jangkauan kamera. Sebagai bagian dari prinsip umum, lebih banyak cahaya setara dengan gambar yang lebih baik dan ini menjadi lebih relevan pada jarak yang lebih jauh. Mencapai kualitas gambar yang baik membutuhkan cahaya IR built-in yang cukup, yang tentunya menghabiskan lebih banyak daya. Dalam hal ini, mungkin lebih hemat biaya untuk memberikan cahaya IR tambahan untuk mendukung kinerja kamera.
Untuk menghemat konsumsi daya, lampu yang dipicu sensor (pengaktifan lampu, diaktifkan oleh gerakan, atau oleh penginderaan panas) dapat diatur agar terpicu hanya saat cahaya sekitar turun di bawah level kritis, atau saat seseorang mendekati sensor.
Power supply front-end dari sistem pengawasan semestinya disatukan. Ketika iluminasi IR digunakan, pertimbangannya meliputi lampu IR, LED IR, serta arus dan tegangan power supply. Jarak kabel juga mempengaruhi sistem karena arus melemah sesuai dengan jarak transmisi. Jika ada banyak lampu IR yang jauh dari power supply utama, menggunakan power supply sentral DC12V dapat menyebabkan tegangan lampu yang paling dekat dengan catu daya menjadi terlalu tinggi, sedangkan lampu yang lebih jauh menjadi lebih lemah. Selain itu, fluktuasi tegangan dapat memperpendek umur lampu IR. Pada saat yang sama, ketika tegangan terlalu rendah, kinerja dapat terpengaruh karena proyeksi cahaya yang tidak cukup dan jarak yang tidak sesuai. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan catu daya AC240V, karena fluktuasi tegangan DC antara AC100V-240V memastikan keluaran daya yang stabil dan kinerja lampu IR yang stabil.
Hal ini mengartikan kalau semuanya belum tentu tentang spesifikasi dan lembar data.
Kesalahpahaman umum lainnya adalah menyamakan angka dengan kinerja. Ada kecenderungan bagi pengguna akhir untuk terlalu bergantung pada lembar data kamera saat memutuskan kamera night vision apa yang akan diterapkan.
Faktanya, pengguna sering disesatkan oleh lembar data dan membuat keputusan berdasarkan metrik daripada kinerja kamera yang sebenarnya. Kecuali kalau membandingkan model dari pabrikan yang sama, lembar data dapat menyesatkan dan tidak memberikan indikasi kualitas kamera atau bagaimana kinerjanya dalam sebuah skenario, satu-satunya cara untuk menghindarinya adalah dengan melihat kamera beraksi sebelum membuat keputusan akhir. Jika memungkinkan, yang terbaik adalah melakukan tes di tempat di mana calon kamera dievaluasi untuk melihat bagaimana kinerjanya di area tersebut pada siang dan malam hari..
Source : Alf Chang